Ustaz Hasbin : Makna dan Pentingnya Talaqqi dalam Mempelajari Al-Qur’an

Ustaz Hasbin : Makna dan Pentingnya Talaqqi dalam Mempelajari Al-Qur’an

Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantaraan Malaikat Jibril secara lisan. Rasulullah ﷺ mendengar langsung bacaan Jibril dan menghafalnya.

Oleh: Ustad Hasbin Abdurrahim  (Imam  Masjid Wihdahtul Ummah)


Salah satu metode penting dalam mempelajari Al-Qur’an adalah talaqqi, yaitu belajar secara langsung dengan seorang guru yang mendengarkan bacaan kita dan memperbaikinya jika terjadi kesalahan. Dalam tradisi keilmuan Islam, khususnya dalam ilmu tajwid dan tilawah, talaqqi bukan hanya sekadar metode belajar, melainkan bagian tak terpisahkan dari warisan kenabian dalam menjaga keaslian bacaan Al-Qur’an.

1. Talaqqi: Metode Ilahiyah dalam Penyampaian Wahyu

Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantaraan Malaikat Jibril secara lisan. Rasulullah ﷺ mendengar langsung bacaan Jibril dan menghafalnya. Inilah yang dimaksud dengan talaqqi. Proses ini kemudian diteruskan oleh Rasulullah ﷺ kepada para sahabatnya, juga secara lisan, dengan bacaan tartīl yang terjaga. Maka dari itu, talaqqi adalah metode asli dalam pewarisan bacaan Al-Qur’an yang benar, bukan sekadar tradisi turun-temurun.

2. Meluruskan Kesalahan Bacaan yang Tidak Terlihat dari Teks

Kesalahan dalam membaca Al-Qur’an tidak selalu bisa dikenali hanya dari teks. Banyak kesalahan makhraj (tempat keluarnya huruf), sifat huruf, panjang pendek (mad qasr), dan hukum tajwid lainnya, yang hanya bisa dikenali melalui pendengaran. Belajar hanya dari video atau rekaman bersifat satu arah dan tidak mampu mengoreksi bacaan. YouTube, misalnya, bisa menjadi referensi, tapi tidak bisa menegur atau memperbaiki jika kita salah baca. Berbeda dengan talaqqi, di mana guru dapat langsung memperbaiki kesalahan murid, membimbing dengan teliti, dan memastikan bacaan benar.

3. Menjaga Keaslian Bacaan dan Sanad

Ilmu tajwid penuh dengan detail praktik yang hanya bisa dipahami dengan talaqqi, seperti hukum idghām, ikhfā’, qalqalah, dan lainnya. Kesalahan kecil bisa mengubah makna ayat, bahkan bisa berdosa jika disengaja. Dengan talaqqi, seorang murid akan mempelajari bacaan yang tersambung sanad-nya hingga Rasulullah ﷺ. Dalam tradisi talaqqi, seorang guru memberikan ijazah sanad—sebuah pengakuan bahwa sang murid telah membaca dengan benar sesuai dengan bacaan Rasulullah ﷺ.

Sanad ini bukan sekadar formalitas, melainkan tanggung jawab ilmiah dan spiritual. Hanya mereka yang telah direkomendasikan oleh gurunya yang layak menerima sanad dan mengajarkannya kembali.


4. Keberkahan Ilmu melalui Pertemuan Guru dan Murid

Talaqqi bukan hanya tentang transfer ilmu, tapi juga tentang keberkahan. Dalam Islam, keberkahan hadir melalui adab dan interaksi langsung antara guru dan murid. Dalam pertemuan itu ada salam, doa, nasihat, dan keteladanan. Guru bukan hanya mengajarkan bacaan, tetapi juga menunjukkan akhlak, kesabaran, dan keikhlasan dalam mengajar. Semua itu menjadi bagian dari pendidikan ruhani yang sangat berharga.

5. Penjaga Kemurnian Metode Kenabian

Inti dari semua ini adalah bahwa talaqqi bukan sekadar cara belajar yang disukai oleh sebagian orang, tetapi metode warisan kenabian dalam menjaga kemurnian dan kesucian Al-Qur’an. Tanpa talaqqi, seseorang rawan terjerumus dalam bacaan yang keliru tanpa disadari, karena hanya mengandalkan persepsi pribadi. Manusia secara naluri enggan untuk disalahkan, maka di sinilah pentingnya peran guru sebagai penilai yang objektif.

Seorang guru bisa menunjukkan kesalahan yang tidak terlihat oleh murid itu sendiri. Ini adalah peran talaqqi yang tidak bisa tergantikan oleh media digital sekalipun.

Penutup

Demikianlah betapa pentingnya metode talaqqi dalam pembelajaran Al-Qur’an. Ia bukan sekadar sarana, tapi bagian dari amanah besar untuk menjaga firman Allah dalam bentuknya yang paling suci dan asli. Oleh karena itu, marilah kita hidupkan kembali tradisi talaqqi, mencari guru yang memiliki sanad, dan menimba ilmu dengan penuh adab serta kerendahan hati.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta‘ālā menjadikan kita termasuk golongan yang menjaga Al-Qur’an dengan baik, membaca dan mengajarkannya sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada para sahabatnya.

Wallāhu a‘lam bish-shawāb.


Dokumentasi aktifitas belajar qur'an secara Talaqqi, bertemu langsung guru dengan murid di  Kampung Qur'an Makassar di masjid Wihdatul Ummah Jalan Abdullah Dg Sirua No 52 J Makassar. 

Sisipkan gambar ...


Sisipkan gambar ...


Sebelumnya :