Ustadz Ilham Jaya : Identitas Keumatan yang Harus Kita Banggakan

Ustadz Ilham Jaya : Identitas Keumatan yang Harus Kita Banggakan

Islam menuntut kita untuk berlaku adil, bersikap santun, dan selalu mengedepankan hikmah. Kita harus menjadi agen penyatu, bukan pemecah.  

Oleh: Ilham Jaya Abdul Rauf, Lc., MA
Ketua DPW Wahdah Islamiyah DKI Jakarta - Depok


Sebagai umat Islam, kita perlu menyadari betapa pentingnya menjaga identitas keumatan di tengah keberagaman latar belakang yang kita miliki. Kita tidak menafikan identitas kebangsaan, kesukuan, ataupun afiliasi dengan lembaga-lembaga pendidikan tertentu. Namun, identitas paling mendasar dan paling mulia yang harus kita jaga adalah: kita adalah umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, pemeluk Islam yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Identitas ini bukan sekadar simbol. Ia memikul tanggung jawab besar dalam menyebarkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan sejati. Islam tidak mengajarkan fanatisme sempit atau nasionalisme ekstrem. Islam tidak membenarkan sektarianisme yang memecah belah umat. Sebaliknya, Islam adalah agama rahmat yang menyeru kepada keadilan dan kemuliaan akhlak bagi semua umat manusia.

Fenomena Perpecahan di Dunia Maya

Sayangnya, realita yang kita lihat hari ini di media sosial justru menunjukkan hal yang berseberangan. Perdebatan terbuka di antara tokoh-tokoh agama, saling menyalahkan antar kelompok, bahkan klaim kebenaran sepihak, seakan menjadi pemandangan rutin. Sebagian ustadz dan dai memiliki pengikut masing-masing, namun sayangnya justru perbedaan pendapat ini kadang berkembang menjadi pertentangan tajam yang melemahkan ukhuwah Islamiyah.

Saya pribadi melihat bahwa meskipun ada pihak yang mungkin membesar-besarkan isu ini, umat tetap harus waspada. Kita harus menjadi masyarakat yang cerdas dan terdidik—tidak mudah tersulut oleh potongan-potongan pernyataan yang viral, terutama jika tidak didasari dalil dan pertanggungjawaban ilmiah yang sahih.

Peran Orang Berilmu dalam Menjaga Kemaslahatan

Bagi kita yang telah mendapatkan ilmu agama, yang aktif dalam kegiatan dakwah dan tarbiyah, tentu tanggung jawab kita jauh lebih besar. Kita dituntut untuk mampu melihat setiap persoalan umat dalam cakupan yang luas bukan sempit dan parsial.

Setiap ucapan, keputusan, dan tindakan kita harus mempertimbangkan dampaknya terhadap persatuan umat. Jangan sampai kita, tanpa sadar, justru menjadi penyebab goyahnya ukhuwah. Bahkan hal-hal yang tampak sepele bisa menjadi sebab perpecahan jika tidak disampaikan dengan cara yang tepat.

Dakwah dengan Hikmah dan Keteladanan

Mari kita meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyampaikan dakwah. Beliau selalu menegakkan prinsip dengan tegas, namun penuh kelembutan dalam pendekatan. Beliau tidak pernah memecah umat, bahkan dalam perbedaan yang muncul di tengah masyarakat.

Islam menuntut kita untuk berlaku adil, bersikap santun, dan selalu mengedepankan hikmah. Kita harus menjadi agen penyatu, bukan pemecah. Kita harus menghadirkan Islam sebagai rahmat, bukan ancaman. Inilah semangat dakwah yang mesti kita teruskan di era digital yang sarat tantangan ini.

Penutup: Ukhuwah adalah Pondasi Kekuatan Umat

Ukhuwah Islamiyah bukanlah perkara sampingan dalam dakwah. Ia adalah pondasi utama kekuatan umat. Jika ukhuwah ini retak, maka akan mudah bagi musuh-musuh Islam untuk merongrong dari dalam. Maka menjaga ukhuwah adalah bentuk nyata dari menjaga agama ini.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing langkah kita, menjaga hati kita, dan menguatkan barisan umat Islam agar tetap bersatu dalam kebenaran dan kasih sayang.


Sebelumnya :